Saturday, September 4, 2010

Ngelmu Jiwo 2 : Guru Sejati


Guru sejati adalah salah satu elemen terpenting didalam memahami ngelmu jiwo atau ngelmu jawa, lalu apakah guru sejati itu? sumonggo menyimak dialog dibawah ini, semoga bisa bermanfaat.

Tono : "heem kemarin kita telah membahas ngelmu jiwo yg bagian satu, lalu apa ya tidak kita lanjutkan ke bagian kedua?"

Noto : "eh tumben kamu nanyanya pake dimanis manisin sopan pula?"

Tono : "lha ini kan mumpung aku lagi waras....hihihihi......ayo cepetan ntar akui kumat tak pisuhi kamu....hihihi"

Noto : "ok, sebelumnya aku akan mengulang lagi definisi dari jiwo kang kajawi, jiwo itu secara umum adalah pertemuan antara jasad dan ruh yg digenggamanNya, genggamanNya itu maksudnya ya hanya Dia yg tahu persis sedangkan kita itu tahu ya sangat sedikit, walaupun sedikit tapi sangat bermakna, sedangkan kalau manurut perumpamaan jiwo kang kajawi itu adalah bagaikan sarung keris atau warangka yg masuk ke curiga atau ke kerisnya sendiri"

tono : "lha itukan aku sering denger dari kamu "warangka manjing curiga" lho kan mana mungkin sarung masuk ke kerisnya, kalau keris masuk ke sarungnya lha memang itulah yg terjadi"

Noto : "maka sebelum membayangkan bagaimana sulitnya keris dimasuki warangkanya akan aku jelaskan dulu filsofi keris secara singkat, keris itu sebenarnya bukan senjata tapi lebih ke pusaka, walopun pusaka bisa juga untuk membunuh kalau kepepet, keris itu mengker karana aris, maka keris didalam tradisi jawa ditaruh dibelakang punggung, sebab salah satu watak orang jawa adalah pemalu dalam arti rendah hati tidak mau pamer menonjolkan diri, tapi justru karena mengker karana aris itulah pamor dari diri kita menjadi keluar. Sebagai contohnya adalah, ketika ada orang yg membual pamer kelebihan dan kepintaran maka apakah kita langsung saja setuju dengan apa yg dia bualkan? bisa jadi malah banyak bohongnya, sedangkan apabila ada orang yg sedikit bicara dan banyak bekerja biasanya akan membikin orang tertarik dan penasaran, nah ini adalah salah satu contoh kecil"

Tono : "yah memang begitu sih, aku juga sebenarnya begitu, maksudnya sering ngoceh ngalor ngidul sama temen2 dikampung atau di blog tapi gak ada buktinya...hihihi....aku berharap kamu menjadi curiga sedangkan aku warangkanya, ketika warangka manjing curiga maka aku menyetubuhi dirimu.....jiakakakak jadi hombreng dong"

Noto : "tentu saja bukan dalam arti mensetubuhi secara seksual, seperti halnya Bratasena atau Bima yg masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci yg notabene sebagai guru sejatinya Bima, ketika Bima masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci maka dia tidak menemukan apa2 alias suwung, maka inilah makna dari "golekana galih kangkung" batang kangkung jelas2 tidak ada galih/intinya"

Tono : "jadi itu adalah sebuah pencapaian akhir dari ngelmu jiwo yah yaitu menyetubuhi guru sejatinya dan menemukan tidak ada apa2 alias suwung disitu?"

Noto : "kalau menurut lakon Dewaruci ya begitu, tapi ya tentu saja tidak harus begitu sebab pengalaman spiritual tiap orang itu masing2"

Tono : "heeeemmmm aku dari dulu menganggap kamu adalah guru sejatiku walaupun aku masih sering ngeyel kepadamu, tapi demi untuk seperti Bima maka aku akan nurut kepadamu.....huahahahah"

Noto : "sebenarnya tidak masalah kamu menganggap aku ini seperti yg kamu inginkan, apakah sebagai kembaran, sebagai sahabat atau guru sejatimu"

Tono : "lha gimana lagi, wong aku bikin artikel aja mesti minta bantuanmu kok, wong aku ini sebenarnya bodoh, maka aku menyebut diri sendiri sebagai Buto di alas yg kerjaannya makan tidur....huahahahaha"

Noto : "seperti yg aku bilang bahwa bisa saja kamu menganggap aku seperti yg kamu inginkan, tapi pada kenyataannya lelaku urip kitalah yg menjadi guru sejati kita, dalam hal ini lelaku uripmu sendiri"

Tono : "hihi iya sih, tapi kamu bilang dulu kalau kita sudah mencapai rahsa yg sejati dan menjadikannya sebagai cermin atau kaca mawa rasa maka akan bertemu guru sejatinya, lha jangankan begitu wong aku bercermin pake cermin aja suka takut sendiri lihat wujudku.....huahahahahah"

Noto : "sebenarnya itu adalah salah satu sensasi didalam meditasi, sensasi itu hanya bonus, kan aku dulu bilang kalau kita bercermin dengan rahsa sejati kita maka akan terlihat wujud kita yg asli dilihat dari berbagai sudut, dari sudut yg terjelek maka akan terlihat diri kita seperti binatang sedangkan sudut yg terbaik adalah akan menampakkan diri kita yg sangat tampan, nah inilah perwujudan guru sejati, tapi sekali lagi ini hanya sensasi didalam meditasi lho, bukan merupakan suatu keharusan"

Tono : "lha terus bagaimana dengan yg hanya menggunakan rahsa kurang sejati, apa ya bisa ketemu guru sejati....hihihihi"

Noto : "ya kalau tidak memakai rahsa yg sejati ya hanya akan melihat bayangan2 dari satu sisi saja, bisa itu berwujud sangat tampan atau sangat jelek atau bahkan melihat wujud2 lainnya yg menyeramkan atau bahkan juga yg menggiurkan seperti wanita2 cantik bila kita memang mata keranjang"

Tono : "lha itu dia....huahahaha.......lha terus bagaimana indikasinya kita berhasil ketemu guru sejati, mosok kalau sudah ketemu kembaran kita terus tidak kita akui sebagai guru sejati"

Noto : "memang tidak mudah sih, kuncinya harus jujur pada diri sendiri, kalau kita berwatak jelek ya akui saja, kalau baik juga diakui, biasanya orang akan sulit bertemu dengan guru sejatinya apabila orang itu suka menyanjung diri sendiri dan merendahkan orang lain, apabila orang yg seperti ini bermeditasi berniat ketemu guru sejatinya maka biasanya akan HANYA ketemu makhluk yg mengerikan atau juga bahkan HANYA bertemu diri sendiri yg sangat tampan"

Tono : "lho kok?"

Noto : "karena kalau hanya melihat satu wujud saja itu tandanya masih terpasung oleh egonya sendiri, tapi sekali lagi ini hanya sensasi meditasi bukan yg utama. salah satu kunci pokok dari keberhasilan didalam bertemu guru sejati adalah sudah bisa mengetahui akan kekurangan diri sendiri dan kelebihannya juga sudah mengetahui jalan hidup, peran, serta darma yg terbaik buatnya di kehidupannya"

Tono : "lha ini, bagaimana kalau sudah ketemu dan diberi tahu oleh guru sejatinya tapi masih saja ngeyel keras kepala seperti aku yg suka ngeyel kepadamu....hihihihih nasib"

Noto : "guru sejati itu ya sejatinya diri sendiri, bukan makhluk lain, kalau memakai istilah gampangnya adalah guru sejati itu pancaran nur muhammad atau cahaya Tuhan yg memancarkan sifat2 terpuji yg dipantulkan oleh rahsa yg paling sejati atau suwung, guru sejati itu ibarat "uluran" tangan Tuhan buat diri kita atau muhammad didalam diri kita, kalau kita menyambutnya ya akan beruntung dan selamat serta terbebas dari keragu raguan, biasanya orang ketika sudah bertemu guru sejatinya dan masih ngeyel karena terbentur oleh realitas hidupnya, guru sejatinya menasehati begini tapi karena terdesak kebutuhan hidup maka lebih mengutamakan mengejar kebutuhan2 duniawi bukan panggilan hatinya yg terdalam, menyelaraskan antara panggilan hati terdalam dengan realitas hidupnya memang sungguh tidak mudah, apalagi ditambah nafsu2 yg ingin dicapai, ya lama2 peran guru sejati diganti oleh nafsu yg dia anggap guru sejati"

Tono : "maka dari itu brader, karena aku selama ini gak pernah sukses meditasi dan berhubung juga kamu sering menasehati aku, bagaimana kalau kamu menjadi guru sejatiku, kan kamu mirip aku persis plek....huahahahah"

Noto : "boleh2 saja, tapi coba perhatikan alam sekitarmu, bagaimana mereka mengajarkan tentang perumpamaan dan hakekat2 kehidupan kepada kita untuk diambil pelajarannya, apakah kamu juga tidak menganggap mereka itu guru sejatimu?"

Tono : "lho katanya harus melihat diri sendiri...piye to"

Noto : "melihat diri sendiri memang prioritas, tapi jangan lupakan alam sekitar, Tuhan itu menyelipkan ilmu serta kebenaran di semua sisi alam semesta ini, maka alam juga menjadi guru sejatimu"

Tono : "wah gitu to, jadi percuma dong mencari guru sejati didalam diri sendiri tapi ujung2nya malah ya alam semesta ini guru sejati kita"

Noto : "tidak ada yg percuma, apalah artinya kalau hanya melihat diri sendiri tanpa melihat sekitarnya, bisa2 malah akan terbelenggu rasa paling unggul, dan juga apa artinya hanya melihat alam semesta tanpa melihat kedalam diri sendiri, maka akan menjadikannya sebagai individu yg hanya bisa menilai orang lain tidak bisa menilai diri sendiri"

Tono : "woo gitu to, yowis mulai saat ini aku akan melihat alam semesta dimulai dari melihat tubuh Miyabi yang kimplah2 itu.....huahahahah"

Noto : "lho kok gitu?"

Tono : "lho bukannya Miyabi itu bagian dari alam semesta, kan boleh dong menjadikan tubuhnya yg kimplah kimplah sebagai salah guru sejatiku?"

Noto : "waduh ya jangan gitu, ngono yo ngono tapi ojo ngono, pencapaian sebuah jati diri melalui guru sejati layaknya Werkudara itu tidak bisa dimulai dari menuruti hawa nafsu, ingatlah pada lakon Dewa Ruci yg pernah kita tonton dulu, jangankan menuruti hawa nafsunya, wong ibunya sendiri Kunti yg mencegah Bima anaknya untuk mencari banyu suci perwitasari saja tidak mampu mencegah karsa atau kebulatan tekad si Bima, jadi kalau mau ketemu dengan yg namanya Dewa ruci atau guru sejati ya harus rela berkorban, berkorban perasaan, berkorban tidak menuruti hawa nafsu, mau berguru kepada saja dalam hal ini berkorban harga diri dan yg paling sulit adalah berkorban nyawa"

Tono : "waduh kalau nyawaku satu2nya dikorban kan lha piye ntar....hiks"

Noto : "lha inilah salah satu godaannya, belum2 sudah takut ini itu, apalagi takut kalau tidak berhasil dll, yang aku maksud korban nyawa adalah siap mati kapan saja, ini disimbolkan oleh Bima dengan menyelam ke samudera laya atau samudera kematian. Sering kali kita tidak sadar bahwa menjelang itur adalah seperti menjelang kematian, sebab tidur itu adalah sarana untuk berlatih mati, jadi gak usah takut mati wong semua orang juga pasti mati tinggal waktunya saja yg kita tidak tahu"

Tono : "heemm iya sih banyak sekali jalan menuju kematian seperti dicium aspal, dicolek truk, dipeluk kereta api dengan mesra atau di gelitikin petir....huahahahah"

Noto : "ya memang begitulah, tapi itu hanya salah satu kejadian penyebab kematian, tapi alangkah bagusnya sebelum kita mati secara betulan maupun mati sakjroning urip kita persiapkan dulu dengan keikhlasan, bekerjalah seolah hidup 1000 tahun lagi dan beribadah atau berbuat baik seolah akan mati esok hari"

Tono : "yayayaya udah udah malah ngomongin modiyar, mending kita bek to leptop, gimana caranya ketemu guru sejati kita?"

Noto : "sebenarnya banyak jalan, tapi yg perlu kamu ketahui, aku tidak menjelaskan cara atau lelaku secara rinci bagaimana ketemu guru sejati sebab bisa jadi tiap orang punya cara atau jalan yg beda2, tidak harus begini begitu, tapi yang aku jelaskan adalah pemahaman kita akan guru sejati, supaya kita tidak terlena hanya melihat kedalam atau hanya melihat keluar, harus bisa melihat luar dalam secara obyektif. Tapi aku akan memberikan sebuah contoh untuk ketemu guru sejati kita bisa melalui mengenal terlebih dahulu kakang kawah adi ari2 atau kakangne mbarep adine wuragil"

Tono : "weh ngayawara, mosok mbarep atau sulung punya kakak dan wuragil atau bungsu punya adik, ada2 aja"

Noto : "maksudnya adalah melintas batas diri kita, kakangne mbarep itu maksudnya byar atau diatas kesadaran normal, adine wuragil itu maksudnya sumurup atau dibawah sadar. lalu ada juga dengan cara pengenalan melalui sedulur papat kalima pancer, tapi aku tidak menjelaskan ini lebih rinci supaya tidak terlalu panjang. dan bisa juga melalui watak hasthabrata didalam diri kita yaitu elemen api, tanah, air, angin, langit, bintang, matahari, dan bulan"

Tono : sik sik....kalau keempat unsur alam seperti api, tanah, air dan angin aku sudah tahu itu ada didalam diri kita tapi kok ada matahari, bulan, bintang dan langit di diri kita....mana dalilnya tuh?....hihihi......."

Noto : "kamu lupa yah antara jagad ageng atau alam semesta dengan jagad alit atau tubuh kita itu terhubung, sedangkan ruh kita itu juga jagad ageng, sebab ruh yg ada digenggamanNya atau suksma sejati itu menyetubuhi alam semesta ini, banyak yg beranggapan bahwa ruh tiap orang itu beda2 per individu, padahal sejatinya itu adalah manunggal atau satu, ibarat sebuah tubuh apabila dicubit dipaha maka yg sakit ya didaerah paha, sedangkan yg bunyi aduh itu mulut, maka seperti itulah perumpamaan bahwa sebenarnya semua adalah satu, ketika salah satu elemen alam semesta "tersakiti" oleh rusaknya moral bejat para manusia maka sebagai dampaknya adalah timbul bencana dimana mana"

Tono : "waduh mumet aku, yowis manut aku, sebelum 76 ku habis, ayo kesimpulannya apa daripada tambah ngalor ngidul....hihihihi"

Noto : "guru sejati yang paling sejati itu ya GUSTI, tapi karena GUSTI itu tan kena kinaya ngapa maka kita hanya bisa mengambil secercah nurNya didalam diri kita yg dinamakan guru sejati, sedangkan segala kearifan alam sekitar kita juga guru sejati yg bersumber juga dari cahayaNya, ketika cahaya matahari menyinari sebuah taman bunga dan cahayanya dipantulkan oleh mawar yg merah, kenanga yg kuning, daun yg hijau, melati yg putih dsb, ketika melihat lebih kedalam maka sejatinya mawar, kenanga, daun, melati itu juga cahaya, cahaya yg menjadi benda materi memantulkan cahaya dari matahari, maka inilah ngelmu jiwo atau ilmunya orang jawa bukan dalam arti orang bersuku jawa tapi lebih ke jawa dalam arti PAHAM akan sifat dan watak pamomong ibarat taman bunga yg asri dipenuhi aneka bunga berwarna warni tapi tidak ada satupun yg ngaku2 paling mewakili cahaya matahari tsb, sebab watak jawa itu sudah paham bahwa hakekatnya semua adalah cahaya dengan segala kelebihannya. Dalam kaitannya dengan guru sejati maka guru sejati akan menuntun kita untuk masuk kedalam untuk memahami bagaimana indahnya warna warni diri kita dan alam semesta seperti Bima yg melihat cahaya merah kuning putih dan hitam ketika ada didalam tubuh Dewaruci, semakin luas sudut pandang dan pemahaman kita akan makna perbedaan sekaligus persamaannya maka akan semakin bisa melihat indahnya kehidupan ini juga semakin arif dan bijaklah diri kita didalam melakoni hidup ini"

Tono : "wedhuuuusss 76 ku wis entek"

blog comments powered by Disqus