Tuesday, August 3, 2010

Antara Ruwatan, Daur Ulang dan Kiamat


Alkisah Noto baru pulang dari pengembaraannya selama berbulan bulan, rasa kangen kepada saudara kembarnya pun menyeruak untuk segera sampai rumah. Tono yg sudah mengetahui saudaranya akan pulang sudah menyiapkan dua gelas kopi tubruk dan sebungkus rokok 76 kesukaannya, tak lama Noto pun mulai kelihatan batang hidungnya, maka kedua saudara kembar itu saling berpelukan melepas kangen. Setelah selesai mandi maka Noto bergegas ke kamar utk mengobrol bercerita selama dalam perjalanannya sambil ditemani sebungkus 78 dan kopi tubruk.

Tono : "eh Not, apa yang kamu dapat selama minggat berbulan bulan? harusnya ilmu kamu tambah no....hihihihihi"

Noto : "tenang aja, aku tidak membawa oleh oleh tapi ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan apa yg kudapat dari pengembaraanku ini untuk kamu tulis di facebook, o iya lalu selama aku tinggal kamu dapat apa?"

Tono : "jiaaah nyindiiirr....kamu kan tahu kerjaanku cuman makan tidur pesbukan pokoke persis buto, paling paling cuman mbah Cakil yang numpang lewat kepingin eksis katanya.....huahahahahaha"

Noto : "ya udah kalau begitu, semoga dengan kedatangan mbah Buto Cakil ilmu kamu semakin bertambah dan tidak ngeyelan lagi, o iya ngomong2 mbah Cakil ngapain aja kesini?"

Tono : "oooo wong cuman curhat, katanya habis ketemu kyai ndablek ngeyelan tapi jujur mau ngaku salah, lalu ceritanya aku tulis di blog, alaah mbuh gak tau apa makna ceritanya, yang penting tugasku kan cuman ngeblog ama pesbukan....hihihihhi"

Noto : "aku juga mau titip cerita kepadamu, semoga para pembaca setiamu berkenan mengambil hikmah dari ceritaku"

Tono : "apaan tuh, halah mesti sok tahu lagi to? udah apal aku.....huahahahahahah"

Noto : "ya memang kerjaan manusia itu sok tahu, tapi lebih baik sok tahu tapi jujur mengakuinya ketimbang sok tahu tapi merasa paling benar sendiri, inilah yg dinamakan ciri ciri manusia yang merugi yaitu yang masih terkurung didalam ruang waktu, ucapan dan angka2"

Tono : "lho gimana maksudnya? kok dari sok tahu sampai ke ruang dan waktu?"

Noto : "gini nih, banyak dari saudara saudara kita kerjaannya hanya membual, merasa paling benar, paling hebat, paling pandai, paling unggul dsb demi meraih ambisi diakui kehebatannya, dia pikir dengan reputasi yg terus bertambah bagus maka dia akan mencapai yg tak terhingga atau tan kena kinaya ngapa? gak akan sampai, walaupun bisa menggenggam bisa dunia sekalipun"

Tono : 'lha terus untuk mencapai yg tak terhingga gimana dooong?"

Noto : 'dengan memahami konsep waktu linear lalu kembali ke titik nol, didalam budaya arab waktu itu ibarat pedang, apabila tidak mengelola dengan baik maka akan menebas leher kita, di budaya barat waktu ibarat uang, setiap detik bisa menghasilkan uang, kalau di jawa konsepsi waktu itu ibarat Bathara Kala, maka harus diruwat supaya tidak menjerat kita"

Tono : "siiik sik, kok ada ya hubungannya antara ruwatan dengan waktu, kan itu cuman cerita wayang to? jangan ngawur ah....hihihi"

Noto : "memang didalam lakon murwakala maka yang diruwat adalah para sukerta, yaitu pendawa, pendawi, sendang kapit pancuran, pancuran kapit sendang, uger2 lawang, ontang anting, unting unting, kedhana kedhini, kedhini kedhana dll tapi kalau dipahami lebih dalam maka ruwatan itu justru Bethara kalanya yg harus diruwat, siapakah Bethara Kala itu? ya waktu yg merugi, maka ruwatan ibarat menghitung mundur dari yg seharusnya menghitung maju, kalau didalam konsep Islam maka gerak mengelilingi ka'bah yg berlawanan arah jarum jam seperti itulah ibaratnya"

Tono : "lha lalu apa yg dimaksud dengan ruwatan itu menurut teori bocor alus bin gendheng ala kamu itu?"

Noto : "ruwatan yaitu membuang sengkolo atau pembawa sila yg kemudian dilarung ke laut, tapi itu hanya prosesi adatnya, yg lebih penting adalah pemahaman akan pentingnya kembali ke titik nol atau titik awal setelah kita melangkah terlalu jauh dan menghasilkan terlalu banyak sampah atau residu"

Tono : "hihihi bahasanya jangan tinggi2 dong....gak mudeng aku, pake bahasa yg gaul gicu ah...."

Noto : "gini yah, ini aku poake perumpamaan rokok 76 mu, kalo orang orang disekitar kita menganggap 76 rokok goblok karena sesudah 7 kok 6 bukannya 8....hihihi, tapi menurut aku itu adalah rokok pandai sebab sudah mengerti tentang perhitungan balik dari yg seharusnya untuk kembali menuju ke titik nol, nah kembali ke titik nol itulah jangkah dari prosesi ruwatan, karena titik nol adalah tengah tengah dari bilangan minus tak terhingga dan plus tak terhingga"

Tono : "tadi kamu bilang kembali ke titik nol adalah penting, lho bukannya bagus to punya harta banyak, pangkat yg tinggi lalu kita gunakan untuk kebaikan orang banyak"

Noto : "memang bagus kalo punya itu semuanya lalu kita gunakan utk kebaikan, tapi perlu dipahami bahwa semua itu aslinya hanya sementara, maka yg perlu dilakukan adalah memahami hak miliknya yg bersifat sementara itu, maka kita menjadi orang yg demuwe yaitu yg merasa mengelola tapi tidak ngaku2 itu miliknya, ini adalah salah satu meruwat watak kita dari kesadaran yg ngaku ngaku sepihak menuju kesadaran yg penuh cahaya"

Tono : "haaa sering denger aku itu, dari sadar naar ke sadar nuur to? hihihi sampai apal aku, lha sekarang gini Not, itu tadi kalau watak, lha kalau kita berpikir secara global yaitu meruwat dunia ini bagaimana hayooo?"

Noto : "kalau itu sebagian sudah kita laksanakan Ton, yaitu dengan cara daur ulang, sebelum akau menguraikan lebih jauh aku akan sedikit bercerita, perlu kita ketahui kebudayaan atau teknologi kita itu kebanyakan berupa sampah, kalau sudah tidak terpakai ya buang aja dan jadi sampah, mengapa begitu? sebab teknologi kita masih berorientasi pada alat. Filosofi teknologi adalah untuk memudahkan urusan manusia, tapi sekarangkan sudah melenceng, malah manusia yg terbebani oleh hasil teknologi karyanya sendiri, sebagai contoh, apa ya kamu tahan seminggu tidak pesbukan? tidak to? padahal komputer itu asalnya berfungsi utk memudahkan urusanmu tapi kok malah kamu yg diperbudak oleh komputermu"

Tono : "hihihi tahu aja kamu, lha abis gimana lagi, pesbukan enak sih....hihihihi"

Noto : "nah inilah sebagai dampak dari kemajuan teknologi yaitu sampah yg menggunung seperti menjadi masalah di kota kota besar, maka yg perlu dilakukan adalah mendaur ulang teknologi atau sampah, contoh yg paling gampang adalah mendaur ulang plastik2 bekas menjadi bijih plastik yg siap diolah kembali menjadi barang2 lain, daur ulang besi bekas menjadi besi yg siap diolah kembali"

Tono : "lha itukan kalau berupa sampah atau barang, lalu bagaimana dengan sejarah apakah ya bisa didaur ulang?"

Noto : "perlu kita ketahui bahwa sejarah itu bisa seperti siklus tiap 100 thn, 20 thn dll bisa terulang kembali, maka didalam khasanah jawa dikenal yg namanya Jangka, jangka itu ya seperti lingkaran yg berputar berulang ulang kembali, ini sungguh beda dengan konsep waktu ala barat yg linear, maka tanpa disuruh pun sejarah akan terus berulang ulang atau terus mendaur ulang, tapi untuk memahami daur ulang sejarah perlu kebeningan rahsa yg sejati, maka para pujangga2 dahulu banyak yg tepat jangkanya ratusan tahun dari jaman si pujangga"

Tono : "lalu apa yang harus kita lakukan didalam menyikapi daur ulang sejarah itu.....?"

Noto : "kita sebagai pelaku sejarah dimasa sekarang ya harus arif dan bijak didalam membaca masa lampau, apa ya ada keledai yg bodoh jatuh di lubang yg sama utk kedua kalinya? maka yg kurang bagus kita ambil hikmahnya, sedangkan yg bagus bagus ya ditiru atau kalau bisa ditingkatkan lagi kadar kebaikannya, dari sejarah yg kelam kita daur ulang menjadi pelajaran yg berharga utk bekal kita dan anak cucu kita dimasa datang, sedangkan sejarah yg baik perlu ditiru atau ditingkatkan kadar kebaikannya, maka yg ada adalah menjadi baik semua, ini adalah cara mendaur ulang sejarah"

Tono : "lhaaa lalu bagaimana dengan daur ulang agama kita....hayoooo hihihi"

Noto : "tidak ada yang salah dengan agama yg kita anut atau orang lain anut, sebab agama itu hanya sebuah alat juga, alat disini bisa bermata dua yaitu berupa alat utk melegalkan dan melanggengkan kekuasaan atau utk kendaraan kita didalam menuju yg ilahiah. Maka yang perlu kita daur ulang atau ruwat adalah salah paham kita terhadap ajaran agama kita sendiri, orang bebas bebas saja mau berpendapat agama itu buatan manusia atau turun dari langit, tapi yg jelas selama nafsu syahwat masih menguasai akal, pikiran dan hati maka yg ada adalah menggunakan agama utk tujuan jangka pendek menurut keinginan hawa nafsunya sendiri"

Tono : "jadi intinya nggak salah nih berpendapat semua agama termasuk agama kita adalah buatan manusia tapi perbuatan kita sesuai dengan kodrat alam....hihihihi......kan ntar bisa masuk neraka....hihihi"

Noto : 'kan sudah aku bilang tadi boleh boleh saja berpendapat apapun tentang agama, bahkan menjadi atheis pun gak masalah, mau ngaku2 sudah terbebas dari dogma agama walopun tanpa sadar telah membikin agama baru di alam pikirannya juga tidak masalah, selama didalam berhubungan dengan sesama dan alam sekitarnya masih selaras. Perlu kita ketahui didalam beragama secara dewasa itu jauh dari kesan karena takut masuk neraka atau tergiur oleh iming2 surga, tapi semua itu adalah kesadaran atas pilihan serta konsekuensinya, lakukanlah karena panggilan hati bukan karena iming2 surga maupun indomie, setelah kita pilih atas panggilan hati kita maka jalankanlah ajaran agama kita dengan sepenuh hati, berdarmalah dengan tulus ikhlas bagi sesama, bagi alam sekitar dan syukurilah proses dan hasilnya sebagai sarana kita menjalin hubungan dengan yg Ilahi, apa kamu poikir enak menjadi mbah Cakil yg berdarma di kejahatan? semua ada jatah dan panggilan hatinya masing2, sedangkan urusan surga dan neraka itu urusan nanti, untuk apa kita berdebat surga dan neraka sedangkan kita tidak bisa melihat atau membuktikan keberadaannya"

Tono : "lha terus kamu pikir surga dan neraka itu tidak ada yah?....huuuuuu bisa di cap kafir kamu"

Noto : "keberadaan surga dan neraka itu ada di batin kita masing2, maksudnya adalah selama kita bahagia dan bersyukur atas kehidupan kita, serta orang lain bahagia juga dengan keberadaan kita maka kita telah menciptakan surga di batin kita, demikian pula dengan sebaliknya, apabila hidup kita tidak tenang gelisah karena terlalu mengumbar hawa nafsu apalagi ditambah orang lain disekitar kita merasa gerah dengan keberadaan kita maka kita telah menciptakan neraka bagi diri kita dan orang lain, maka daur ulang ajaran agama adalah memaknai kembali pemahaman kita terhadap ajaran agama kita, yaitu tujuannya berupa kebahagiaan dunia akherat, selama hidup kita bisa membahagiakan orang lain maka kita telah membangun kebahagiaan di akherat"

Tono : "hhhmmm tapi susah juga sih merubah pemahaman yg sudah berabad abad melekat didalam umat beragama, mereka pikir agama mereka yg paling benar lalu dengan seenaknya mencap kopar kapir terhadap yg tidak seagama"

Noto : "maka dari itu tujuan dari beragama adalah kiamat"

Tono : "lho katamu tujuan dari agama adalah bahagia dunia akherat lha kok malah kiamat yg ancur2an gitu, gunung2 bagaikan bulu2 yg berhamburan, bintang2 berserakan, matahari terbit dari barat, goncangan yg hebat dll"

Noto : "yg aku maksud bukan kiamat yg hancur2an begitu tapi kiamat dari asal kata qiyamuhu binafsihi atau berdiri dengan sendirinya atau jumeneng kalawan pribadi, sebagai contoh, aku mau tanya ke kamu bagaimana pengertian nuur itu?"

Tono : "huahahahah pertanyaan anak kecil, nuur itu bagaikan cahaya matahari yg menyinari bumi, cahaya merah dipantulkan oleh bunga mawar, kuning oleh bunga kenanga, putih oleh melati, hijau oleh daun, ungu oleh lavender dsb, masing2 spektrum warna tidak akan merasa paling menjadi matahari sebab ada posisinya masing2....gituuuu lhooo..."

Noto : "memang begitulah pengertian nuur menurut perumpamaan matahari, tapi perlu kamu ketahui bahwa semua benda termasuk daun dan bunga2an yg kamu sebutkan tadi berasal dari cahaya atau nuur, perlu kamu ketahui pula bahwa alam semesta ini asalnya ya dari nuur yg menyinari sebuah titik yg sangat padat atau singularitas, ketika titik tersebut mendapat pancaran nuur illahi maka gumelarlah jagad dari titik itu, tapi teori jagat raya dari sebuah titik hanya teori yg tidak bisa dibuktikan secara pasti, tapi yang jelas transformasi cahaya atau energi ke materi para ilmuwan sudah bisa membuktikannya. Nah karena jagad itu berasal dari cahaya atau nuur maka harus kembali ke cahaya lagi didalam gumulunging jagad, apa ya mungkin dari cahaya lalu ketika gumulung hancur menjadi debu, lalu debu itu terus menjadi apa? sudah saatnya kita mendaur ulang teori tentang kiamat dari yg semula hancur2an menjadi pemahaman kiamat yg menjadi sadar rohani atau sadar nuur"

Tono : "huahahahah....kamu boleh berpendapat begitu tapi perlu kamu ingat di kitab suci disebutkan kalau kiamat itu ya hancur2an, bukan malah menjadi cahaya seperti teori bocor alus kamu"

Noto : "ya bebas aja sih namanya juga pendapat tentu juga banyak kelemahan dari teoriku ini, tapi menurutku selama kita berpendapat kiamat itu adalah hancur2an bumi dan seisinya maka kita akan terus berperang dan menghancurkan satu sama lain, memang sih yg namanya bencana alam itu datang silih berganti, tapi apa ya selamanya kita akan memahami sebuah bencana itu sebagai musibah? atau memahaminya sebagai sebuah siklus daur ulang yg akan membawa banyak manfaat di kemudian hari kelak, contohnya adalah letusan gunung yg membawa kesuburan bagi lereng sekitarnya"

Tono : "lha itu kalau gunung meletus, bagaimana kalu tsunami atau banjir bandang......modiyaaar kowe....huahahahaah"

Noto : "kalau tsunami itu adalah sebuah peringatan bagi yg menyaksikan atau mengalaminya untuk segera melaut karena mabuk daratan, seperti kejadian di negeri buto ini yg terjadi beberapa kali dilanda tsunami sebagai peringatan utk segera kembali ke laut, lihatlah republik buto ini yg penduduknya asyik memikirkan diri sendiri lupa bergotong royong membangun negeri, maka Tuhan memperingatkan dengan cara bencana tsunami untuk segera melaut, karena air di semua lautan adalah sama dan terhubung satu sama lain, maka hakekatnya kita semua adalah sama apapun ras, suku, agama, golongan, status sosial dll, maka tidak usah menyalahkan pihak lain atas krisis multi dimensi di republik buto ini, lihatlah diri sendiri dulu baru melihat orang lain"

Tono : "huahahahahah betul juga brat, kerjaan populer di republik buto ini adalah pengamat, semunya menjadi jenius ketika mengamati apalagi mengomentari hasil kerjaan orang lain, tapi giliran dia yg bekerja maka menjadi orang yg paling bodoh, komentator bola memang sangat pintar menganalisa jalannya pertandingan termasuk mengkritik para pemainnya, tapi giliran dia main bola baru berlari setengah lapangan aja udah ngos2an.....huahahahahah"

Noto : "maka dari itu pentingnya mendaur ulang sampah2 plastik sukur2 kita uraikan walaupun sulit supaya tidak terjadi banjir, begitu pula dengan hutan yg gundul utk segera kita reboisasi supaya tidak terjadi banjir bandang, maka banjir bandang itu kebanyakan ya salah2 kita sendiri yg sembrono menggunduli hutan, ini adalah sebuah peringatan bagi kita, siapa yg menebar angin maka akan menuai badai, siapa yg menggunduli hutan maka rasakanlah akibatnya terkena tanah longsor serta banjir bandang.  Tapi walaupun begitu simpati serta bantuan kita terhadap korban bencana alam harus tetap kita lakukan sebagai sarana hubungan antar sesama dan juga rasa peduli kita"

Tono : "huahahahahah betul juga brat.......eh ngomong2 apa hubungannya antara ruwatan, daur ulang dan kiamat? ayo jelaskan mumpung 76 dan kopiku belum abis nih"

Noto : 'ruwatan adalah jangkah pemahaman kita akan pentingnya kembali ke titik nol atau titik awal, sedangkan daur ulang adalah prosesnya dan kiamat adalah hasilnya. Sebagai contoh, kamu berpikir bahwa kamu salah maka kamu bertekad untuk berubah, maka tekad itu adalah ruwatan terhadp diri sendiri, sedangkan didalam berproses utk berubah maka kamu akan di uji dengan berbagai peristiwa peristiwa yg berulang ulang supaya bisa diambil pelajarannya maka itu adalah proses daur ulang, didalam konsep ajaran agama dari india dikenal dengan reinkarnasi atau kelahiran kembali ruh bahkan hingga berulang ulang supaya bisa diambil pelajaran bagi si ruh tsb, maka utk supaya bisa keluar dari daur ulang terus menerus maka sesegera mungkin kiamat atau dari kesadaran naar/api atau kesadaran materi ke kesadaran nuur/cahaya"

Tono : "caranya?"

Noto : "untuk mencapai cahaya atau menuju ke yg tak terhingga adalah dengan membagi semua hak milik dan ego kita dengan nol atau ikhlas tanpa batas, dengan begitu maka kita terbebas dari ketergantungan materi atau terbebas dari ego kesepihakan dan telah mencapai tingkatan qiyamuhu binahsihi/kiamat atau jumeneng kalawan pribadi serta sudah terbebas dari lingkaran samsara atau daur ulang kehidupan, didalam ajaran budha telah mencapai Nirwana"

Tono : "alaaaaahhh ndobooooosss, mana buktinya, wong kamu juga masih belum bisa to terbebas dari ketergantungan dunia.......huahahahhh"

Noto : "memang aku belum bisa begitu, tapi aku hanya sekedar membaca tanda2 dan pralambang alam, menulis itu tidak harus bisa membuktikan, tapi paling tidak pahamilah tulisan sendiri, contohnya mbah Einstein yg menulis rumus E = mc^2 malah rumus itu baru bisa dibuktikan oleh ilmuwan2 sekarang baru2 ini, maka aku berharap bagi yg membaca tulisanmu utk bisa mengambil manfaat walau sekecil apapun, nah tugasmu adalah menulis hasil dialog kita di facebook atau blogmu"

Tono : "siaaaap boooosss"

blog comments powered by Disqus